Monday 16 November 2015

Songgoriti menjadi tempat yang aman untuk berselingkuh

 sumber gambar : panoramio.com
Songgoriti, Terletak di kawasan barat Kota Wisata Batu, mengenai banyak pengetahuan tentang sejarah peninggalan pada zaman kerajaan. Oleh hal itu kawasan tersebut dijadikan tempat wisata. Pada awalnya tujuan dibangunnya kembali kawasan songgoriti yaitu untuk tempat wisata yang diharapkan lebih bisa mensejahterahkan masyarakat sekitar kawasan songgoriti dengan membuka lapangan pekerjaan yang disediakan pihak yang berwenang. Selain yang bekerja di dalam wisata, bekerja sebagai pedagang yang ditujukan untuk wisatawan.

Dengan keadaan yang sedemikian rupa, kawasan wisata songgoriti semakin ramai dikunjungi dan banyak yang memilih untuk bermalam, dibangunlah hotel – hotel yang ada di songgoriti. Selain dilihat sebagai tempat wisata, letak geografis yang strategis dipicu bisa menarik wisatawan untuk bermalam di kawasan tersebut. kira-kira seperti itu.

Ketika bisnis hotel atau penginapan menjanjikan di kawasan songgoriti, mulailah bermunculan penginapan dengan system menyewakan perkamar, yang ditujukan untuk pengunjung khusunya Kota Wisata Batu. Beberapa tahun kemudian hampir setengah dari masyarakat songgoriti mengikuti bisnis penginapan. Namun sekarang hampir semua warga songgoriti memiliki beberapa ruang kamar untuk disewakan kepada pengunjung. Penginapan tersebut biasanya menggunakan sebut vila.

Pasar atau perkembangan penginapan meningkat, dikarenakan permintaan atau pengunjung penginapan meningkat. Oleh hal tersebut memberikan lapangan pekerjaan baru bagi mereka yang tidak mendapatkan bagian bekerja disektor wisata songgoriti yang dikelola oleh pemerintah. Kebanyakan masyarakat lebih memilih pekerjaan tersebut mungkin karena bekerjaan yang mudah dan berpendapatan besar.

Banyaknya jumlah yang hampir seluruhnya kepemilikan vila songgoriti menyebabkan persaningan yang membuat mereka banyak memberikan fasilitas sedemikian rupa agar bisa menarik wisatawan. Maka kemudian harganya pun menjadi lebih pantas untuk vila perkamarnya. Ketika sebagian besar vila songgoriti menawarkan fasilitas yang hampir sama, menjadikan mereka menawarkan harga yang lebih murah dari tempat lainnya. Sama halnya dengan pedagang yang memberikan diskon untuk menarik pengunjung. Dengan cara penawaran yang seperti itu, menjadikan pengunjung kebanyakan adalah anak muda usia yang relative belum menikah, karena harga yang ditawarkan lebih murah.

Sudah tidak asing lagi untuk masyarakat kawasan Malang raya bahwa vila songgoriti tersebut adalah suatu tempat yang aman, karena terlalu banyak vila yang ada di kawasan songgoriti. Ketika sudah banyak yang mengetahui estensi dari kawasan songgoriti tersebut, banyak pengunjung yang mencari pemandu vila di dalam kamar. Bagaimanapun itu adlah suatu pengunjung yang dianggap sebagai peluang pelanggan, sehingga dengan cara yang sedemikian rupa dicarilah orang yang mau menjadi pemandu vila di dalam kamar. Keadaan tersebut secara tidak langsung menjadiakan lapangan perkerjaan.

Dari wawancara yang sadapatkan dari salah satu pemilik vila yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan bahwa “sebenarnya saya tidak mau menyediakan untuk tempat yang disalahgunakan, namun saya hanya menyediakan tempat yang saya tidak mau tau mereka menggunakannya untuk apa.” Artinya pemilik vila hanya mencari uang dari vila, untuk masalah pengunjung mau berbuat seperti apa,itu urusan mereka. Selain itu, ketika ada yang memprotes tentang siapa dan bagiamana keadaan di dalam kamarnya. Orang tersebut menjawab “ya sudah mas, aku kasi tahu bahwa pendapatan saya setelah menjadi pengusaha vila itu lumayan daripada menjadi buruh. Ya saya suruh mereka yang protes itu untuk merubah rumahnya atau Cuma menambah kamar untuk disewakan.” Artinya, orang yang protes tidak memiliki vila, maka otomatis mereka tidak merasakan bagaimana pendapatan yang dihasilkan dari vila. Mungkin banyaknya vila songgoriti tersebut tercipta oleh karena hal yang sedimikian rupa.

Mungkin masyarkat di luar songgoriti beranggapan bahwa songgoriti adalah tempat yang terpandang sebelah mata. Namun bagi masyarakat songgoriti itu sendiri adalah asset, sama halnya apel, tempat wisata lainnya, yang bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru. Mungkin juga itu baik, daripada banyak pasangan yang mesum tidak sesuai tempatnya, misalnya di tempat – tempat terbuka. Dengan harga yang terjangkau maka bisa menikmati kenikmatan bagi mereka dan aman. Dengan sisi lain itu juga bisa disebut solusi social karena memberikan atau menyediakan tempat yang sesuai daripada berkeliaran ke tempat yang tidak seharusnya dipergunakan. Misalnya, berselingkuh lebih baik di vila dari pada ketempat lain yang memicu terbongkarnya perselingkuhan mereka, walaupun vila ditujukan bukan untuk perbuatan seperti itu. Ketika sudah perselingkuhan terbongkar, hal yang tidak di inginkan pun terjadi, dan munculah permasalahan baru.

pertanyaannya disini adalah, siapakah pihak yang mendapatkan keuntungan dan siapa pihak dirugikan  ?

No comments:

Post a Comment